Aktivis 98 Puji Pidato Kapolri Tito Karnavian soal Radikalisme dan Terorisme di Klub Elit Pyramid, Singapura

Nasional207 Views

Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) memuji pidato yang disampaikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam forum terbatas yang diselenggarakan The Pyramid Club, di sebuah gedung milik perkumpulan itu di kawasan Good Wood Hill, Singapura, Jumat kemarin (25/8).

Pasalnya, acara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong beserta istrinya, mantan PM Goh Chok Tong, Menteri Luar Negeri Singapura, Commissioner of Singapore Police Force Hoong Wee Teck, dan Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya.

“Luar biasa apa yang disampaikan Kapolri dalam forum terbatas yang digagas The Pyramid Club itu. Beliau menyampaikan pesan dan berbagi pengalaman kepada dunia Internasional khususnya Singapura dalam upaya Indonesia melawan radikalisme dan terorisme serta bicara tentang radikalisme di Asia Tenggara dan Global,” ungkap Wasekjen Jari 98 Ferry Supriadi hari ini.

Untuk diketahui, The Pyramid Club adalah perkumpulan yang sangat eksklusif dan berpengaruh (powerful) di Singapura. Dulunya adalah secret community yang dibentuk oleh para tokoh utama Singapura saat perjuangan melepaskan diri dari Malaysia. Anggota The Pyramid Club saat ini sekitar 250 orang, terdiri dari perdana menteri, anggota kabinet, elit politik dan CEO perusahaan terkemuka di Singapura. Setiap 3 bulan sekali anggota klub eksklusif ini berkumpul dan mengundang seorang pembicara dari dalam atau luar negeri tentang topik tertentu.

Menurut dia, momentum ini dinilai penting jika nantinya diteruskan dalam hal kerja sama dengan Singapura dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme. Kata Ferry, Asia Tenggara merupakan suatu kawasan yang beragam, yang kini mulai mendapatkan ancaman dari radikalisme agama. Proses demokratisasi yang berlangsung di tengah masyarakat terancam oleh pandangan ekstrem trans-nasional.

“Saat ini kan sedang menggejala radikalisme agama, kemudian ada terorisme, ekstremisme. Tapi di sisi lain juga ada demokrasi. Asia Tenggara juga menerima berbagai pengaruh global. Ada ideologi-ideologi islam trans nasional,” beber dia.

Maka itu, Ferry mengapresiasi apa yang disampaikan Kapolri dihadapan perkumpulan yang sangat eksklusif dan berpengaruh (powerful) di Singapura tersebut karena radikalisme telah menjadi ancaman yang serius. Sebab, lanjut Ferry, radikalisme semakin hadir di berbagai negara. Baik di Indonesia sendiri, maupun negara-negara Asia Tenggara lain. Seperti Filipina, Myanmar dan Thailand.

“Padahal, Asia Tenggara itu merupakan kawasan yang amat beragam. Baik dari segi agama, maupun etnik dan budaya. Jadi sulit membayangkan Asia Tenggara itu seragam,” ujarnya.

Oleh karenanya, tambah Ferry, Jari 98 memberikan dukungan kepada pemerintah RI yang telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perppu) No. 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (ormas). Karena hal itu dibutuhkan untuk menghentikan eskalasi kelompok kelompok radikal supaya tidak berkembang lebih parah. Indonesia mengalami peningkatan sangat pesat terkait jumlah ormas sejak reformasi.

“Jadi ini sudah darurat dan haruslah ditata ulang. Jangan sampai jadi liar karena radikalisme sudah sampai pada suatu taraf yang tidak bisa ditoleransi. Artinya ini sudah menjadi suatu ancaman yang sangat dekat. Negara harus kuat untuk bisa melakukan penindakan yang sungguh – sungguh,” tandasnya.