Perlu Penyegaran & Evaluasi, Dukung Jokowi Reshuffle Kabinet Jilid III

Politik144 Views

Jakarta – Makin ramainya perdebatan soal keyakinan di media sosial dan di beberapa website sudah memunculkan keresahan di kalangan generasi muda. Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa menghimbau persoalan tersebut sebenarnya tidak perlu diributkan. Sebab, tantangan utama bangsa ini adalah kemiskinan, separatisme, penggangguran, korupsi, karakter yang lemah, serta daya saing bangsa yang rendah. Apalagi Indonesia kini sedang menghadapi pasar bebas.

Kendati demikian, isu radikalisme atas nama apapun dan usaha memecah belah antar anak bangsa ini menurut Willy, harus tetap diwaspadai dan dilawan. 

“Jangan sampai gara-gara sibuk mikirin keyakinan orang kita lupa kepentingan nasional. Sudah tak usah ributkan lagi masalah keyakinan dan kasus Rizieq yang lari dari tanggung jawab. Biar Rizieq menghadapinya sendiri kasusnya,” tegas Willy, hari ini.

Dikatakan Willy, isu agama ibarat dua sisi mata uang, bisa mempersatukan tapi juga berpotensi menimbulkan perpecahan. Namun, Willy akan memberikan perhatian khusus soal tantangan utama yang harus dicapai yaitu menciptakan lapangan pekerjaan ditengah carut marutnya perekonomian di negeri ini agar rakyat dapat menghidupi dan menafkahi keluarganya dengan baik karena masih banyaknya angka pengangguran di Indonesia. Hal ini dikarenakan setiap warga memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat (2).

Kemudian dalam Pasal 9 Ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, juga menyebutkan bahwa setiap orang berhak untuk hidup, dan mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.

“Untuk mewujudkan atau meningkatkan taraf kehidupan yang layak bagi setiap warga Indonesia, pemerintah wajib menciptakan lapangan pekerjaan untuk seluruh warga Indonesia,” ujarnya.

Oleh karena itu, Willy menyarankan agar publik diberikan suguhan isu yang bersifat membangun bukan provokatif yang justru membuat kegaduhan baru.

“Kasihan rakyat diseluruh NKRI cuma disuguhi berita-berita Hoax dan masih memperdebatkan soal isu keyakinan. Mari bersama membangun negeri,” jelasnya.

Dia pun menyoroti isu perombakan kabinet yang kembali menguat ditengah-tengah peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 72. Beredar informasi, Presiden Joko Widodo akan mengumumkan reshuffle kabinet jilid III pada Rabu minggu ini. Willy pun mendukung langkah Presiden berani dan bijaknya jika bakal dilakukan perombakan demi membenahi gejolak dan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini.

“Presiden Jokowi harus berani ambil sikap dengan bijak, lakukan reshuffle demi sebuah penyegaran. Maka dengan demikian optimis Jokowi dapat melaju kembali memimpin 2 periode di Pilpres 2019,” kata dia.

Selain itu, Willy juga menaruh perhatian soal penegakan supremasi hukum agar bisa ditegakkan dan terukur, bukan pencitraan. Bila perlu, kata dia, semua kinerja institusi di evaluasi kembali, tidak perlu ragu mencopotnya serta mencari figur pengganti pembantu Presiden yang dianggap layak memiliki kompetensi dan berintegritas.

“Saatnya bersama-sama berjuang membangun negeri, selaraskan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI 1945. Indonesia harus siap bersaing dengan negara lain. Ayo kerja dan bekerja, salam 2 periode menuju 2019,” pungkasnya.