Desakan Jokowi ke Myanmar agar Hentikan Kekerasan ke Etnis Rohingya Patut Diacungi Jempol

Nasional265 Views

Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mengapresiasi upaya dan langkah-langkah Presiden Joko Widodo terkait konflik etnis Rohingya di Myanmar.

Pasalnya, Jokowi secara langsung meminta pemerintah Myanmar menghentikan dan mencegah kekerasan terhadap warganya, khususnya etnis Rohingya. Bahkan, Jokowi menyesalkan aksi kekerasan di Rakhine, Myanmar, yang menyebabkan puluhan ribu warga melarikan diri.

“Aksi nyata Presiden Jokowi patut diacungi jempol. Jangan hanya kecaman-kecaman saja apalagi ada bumbu-bumbu menyudutkan pemerintahan. Masalah Rohingya jangan ada yang tunggangi,” ungkap Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa hari ini.

Menurut Willy, aksi nyata pemerintah kepada pengungsi Rohingya ini justru harus ditiru dengan menyalurkan bantuan secara langsung yakni memberi bantuan berupa obat – obatan dan pembangunan sekolah bagi anak – anak pengungsi. Tak hanya itu, kata Willy, Menlu Retno Marsudi juga diutus ke Myanmar untuk melihat konflik Rohingnya secara langsung.

“Langkah lain juga sudah dilakukan melalui Menlu agar menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan Penasihat Khusus untuk Rakhine State Kofi Annan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Willy menilai tudingan segelintir pihak kaum sumbu pendek yang menuding Jokowi diam dan lamban tak bereaksi tragedi kemanusiaan di Myanmar sungguh biadab dan fitnah keji untuk menjatuhkan pamor Jokowi. Padahal, tambah Willy, Jokowi telah melakukan berbagai langkah yang ditempuh pemerintah terkait kasus kekerasan etnis Rohingya tersebut. Bahkan, lanjut Willy, diam-diam selama ini aktif malah membantu bahkan sudah diberikan sejak Januari dan Februari 2017.

“Inilah hebatnya Jokowi, memberikan bantuan tapi tanpa diketahui publik. Berbuat baik tidak perlu diumbar-umbar. Mulai dari obat-obatan, pendirian sekolah hingga rumah sakit juga akan dibangun di Rakhine state. Penekanan langsung juga sudah dilakukan dengan meminta secara langsung kepada pemerintah Myanmar menghentikan semua kekerasan tersebut,” sebutnya.

“Kami rasa komitmen pemerintah memang harus diapresiasi dengan terus membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia dan masyarakat internasional,” jelasnya.

Oleh karenanya, Willy mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun Negeri, demi pemulihan ekonomi yang sudah menjadi skala prioritas hingga terciptanya lapangan kerja yang memadai buat rakyat Indonesia.

Willy juga menuding permainan pembantaian muslim Rohingya ini sengaja diolah agar menjadi sorotan dunia Internasional.

“Ini strategi dan perang intelijen antara blok barat dan blok timur, Indonesia harus sukses menciptakan pemulihan ekonomi atau negara yang kita cintai ini menjadi arena konflik untuk perang-perangan seperti Irak dan Myanmar,” bebernya.

Lebih jauh, Willy berharap Presiden Jokowi bisa segera mereshufle kabinetnya dan di isi oleh para pembantunya yang memiliki integritas, profesional serta humanis.

“Untuk perbaikan kinerja di pemerintahan maka sudah selayaknya Presiden mereshuffle kabinetnya,” tandasnya.