Tentang Kabar Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Jari 98 : Belum Tentu Ada Kaitannya Dengan Politik, Biarkan Penyelidikan Polisi Berjalan

Nasional290 Views

Jakarta – Beredar kabar aktivis Ratna Sarumpaet dipukuli orang tak dikenal pada 21 September 2018 di Bandung. Kabar tersebut tersiar bersama sebuah foto pada Selasa, 2 Oktober 2018. Tampak potret wajah Ratna. Hampir seluruh mukanya lebam. Mata perempuan itu pun bengkak.

 

Dalam foto tersebut, Ratna mengenakan kemeja garis-garis. Di belakangnya terlihat ada tiang penyangga infus. Ratna seperti tengah duduk di tempat tidur rumah sakit.

 

Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy prakarsa mengaku turut prihatin atas dugaan penganiayaan yang menimpa Ratna Sarumpaet. 

 

“Kami turut prihatin atas kejadian ini. Jika benar adanya penganiayaan tersebut, maka kami Jari 98 meminta Polri melakukan upaya penyelidikan menindak lanjuti aksi kriminal tersebut,” ungkap Willy, hari ini.

 

Lebih lanjut, Willy percaya dengan korps Bhayangkara akan bertindak profesional dalam menanganinya dan tidak akan melakukan pembiaran. 

 

“Polisi pasti profesional untuk menyelidiki kasus tersebut,” ucapnya.

 

Kendati demikian, Willy mengingatkan agar semua pihak tidak asal tuduh terkait pelaku penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Kata dia, biarkan Polisi mengungkapnya. Dia berharap agar kejadian ini tidak dikaitkan dengan persoalan politik tanah air.

 

“Kontroversial Ratna Sarumpaet memang dapat sorotan belakangan ini, tapi jangan kaitkan dengan persoalan politik. Apalagi menuduh kubu lawan politiknya. Biarkan Polisi mengungkapnya,” sebutnya.

 

Willy berpesan agar demokrasi tetap berjalan dengan baik, sikap kritisi Ratna Sarumpaet wajib dihargai sebagai tanda masukan dan motivasi buat pemerintah. Pihaknya mendoakan semoga Ratna Sarumpaet cepat sembuh dan kembali sehat seperti sediakala.

 

“Ini bisa jadi kriminal murni, kan kita tidak tahu kronologisnya. Jangan ditarik-tarik dulu ke ranah politik dan lawan politiknya. Dulu Ratna pernah bersinggungan dengan Dishub saat di Derek mobilnya. Dan sekarang di Bandung, mungkin masih ada komunitas genk motor melakukan aksi kriminal. Semua elemen masyarakat harus dukung Polri berantas premanisme,” pungkasnya.