Yogyakarta – Otonomi Khusus (Otsus) sudah berjalan hampir 20 tahun tetapi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua masih tertinggal dari daerah lain, padahal sudah puluhan triliun anggaran disalurkan. Hal itu ditanggapi oleh Dr. Arie Ruhyanto, mewakili Gugus Tugas Papua yang berkantor di UGM Yogyakarta.
“Sudah 60 tahun Papua bergabung dengan Indonesia, akan tetapi konflik di Papua masih terus berlangsung.” tegas Arie.
“Saya kira salah satu persoalannya adalah dibidang pendidikan. Dari teman – teman berbagai daerah di Papua harus mempersiapkan diri mengisi peluang yang telah disiapkan oleh pemerintah untuk mendorong pembangunan dan perdamaian di Papua”, tambahnya.
Tanpa adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, kata Arie, bagi masyarakat asli Papua khususnya, kondisi Papua akan sulit untuk berubah. Poin perubahan adalah dengan memperkuat dan memajukan pendidikan bagi generasi muda Papua.
“Saat ini yang masih menonjol pendekatan keamanan. Ini penting, namun persoalan kemanusiaan, pendidikan, kesehatan dan penumbuhan ekonomi rakyat juga tidak kalah penting. Pelibatan warga Papua dalam proses ini juga mutlak dilakukan. Saya yakin mayoritas warga Papua tetap ingin bersama NKRI. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah sungguh-sungguh mengatasi akar masalah, ini yang akan pengaruhi masa depan Papua,” terangnya.