JAKARTA – Ratusan orang yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli KPK (GMPK) mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (4/4/2019). Pasalnya lembaga anti rasuah itu mulai terseret dalam pusaran politik praktis.
Di mana, penyidik senior KPK Novel Baswedan diduga kuat berafiliasi dengan Partai Gerindra. Kemudian memanfaatkan posisinya untuk bermain standar ganda menghabisi lawan politik Prabowo-Sandi. Bahkan, konon katanya Novel nekat mengadaikan kredibilitasnya demi iming-iming jabatan sebagai Jaksa Agung apabila yang keluar sebagai pemenang adalah pasangan 02 Prabowo-Sandi.
“Sesuai pengakuan Ketua Presidium IPW Neta S Pane, bahwa dua Waketum Gerindra, yaitu Fadli Zon dan Arief Poyuono, mengungkap kedekatan Novel dengan Prabowo. Bahkan Arief Poyuono menyebut Novel dengan sebutan orang kita. Nah ini sangat ironis KPK dipakai untuk berpolitik,” tegas Koordinator GMP-KPK, Ifan J.
Ifan berujar, bila dirunut dari latar belakang dan berbagai jejak digital Novel lebih dominan dekat dengan sejumlah elit politik pendukung Prabowo-Sandi. Bahkan Anies Baswedan yang juga saudara Novel dihantarkan Gerindra sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Kalau kita baca di media-media dominan pendukung novel itu pendukung prabowo-sandi. Hal ini bisa menguatkan apa yang disampaikan terkait ‘Orang Kita’ di KPK,” tuturnya.
Ifan mendesak agar Novel Baswedan segera mengundurkan diri dari penyidik KPK lantaran kabar berafiliasi dengan Partai Gerindra bakal menimbulkan stigma negatif rakyat terhadap kinerja KPK. Kemudian bakal terkonstruksi pemikiran rakyat, bahwa ada konspirasi jahat dalam penanganan kasus mengingat KPK berafiliasi dengan Gerindra.
“Harus waspadai konspirasi jahat dari Kekuatan Parpol “ORANG KITA (GERINDRA)” yang ingin menunggangi KPK. KPK telah tebang pilih dalam upaya pemberantasan korupsi,” pungkasnya.
=====
*Isi surat cinta untuk KPK agar NETRAL di Pilpres 2019*
*SURAT CINTA UNTUK KPK*
*#2019KPKNETRAL*
Kepada
Yth. Pimpinan KPK
Agus Rahardjo dkk
di
Singgahsananya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu menjadi lembaga yang kerap disanjung-sanjung seluruh rakyat Indonesia. Pekerjaanya suci nyaris tak bernoda. KPK memang mampu menyihir rakyat bahwa mereka tak mempan tawaran uang apalagi jabatan.
Saat berhembus kabar oknum penyidik lembaga anti korupsi dalam hal ini Saudara Novel Baswedan, berafiliasi dengan Partai Gerindra, sekaligus parpol pengusung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Rasa sanjung rakyat Indonesia berubah dengki.
Bagaikan disambar gledek. Bagaimana rakyat tak marah ? Lembaga dibiayai negara untuk bekerja tanpa intervensi mengamankan keuangan negara demi kesejahteraan rakyat Indonesia, tega digadaikan dengan hasrat kepentingan politik sesaat.
Padahal, sudah jelas bahwa pekerja KPK meskinya mengedepankan kepentingan umum ketimbang kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas. Sebab apa yang dikerjakan KPK dari aspek sosial adalah pekerjaan Suci.
KPK yang digambarkan tak ‘bernoda’ kini mulai luntur akibat ulah sikap tersembunyi oknum penyidiknya yang diduga berafiliasi dengan partai politik. Rakyat cemas dan ragu bagaimana dapat mengukur dan mengapresiasi implementasi revolusi mental di lembaga anti rasuah kalau lingkarannya bermain dalam pusaran politik ? Bagaimana bila keputusan diambil dalam menindak seseorang berdasarkan hasrat politik ?
Meski oknum anggota KPK yang bermain politik bak sekrup kecil dalam suatu mesin pemberantasan rasuah yang besar, namun bila posisinya tak sesuai pada baut, maka mesin tersebut berpotensi error akibat komponen yang satu dengan lainnya tak saling berpegangan erat.
Agak sulit sekali untuk dibantahkan sebenarnya jika hal ini dirunut dari latar belakang dan berbagai jejak digital Novel yang lebih dominan dekat dengan sejumlah elit politik pendukung Prabowo-Sandi. Bahkan Anies Baswedan yang juga saudara Novel dihantarkan Gerindra sebagai Gubernur DKI Jakarta.
KPK harus cepat membenahi dan mengevaluasi internalnya jangan sampai KPK tak lagi bisa mengusut kasus korupsi hanya karena internal KPK berafiliasi dengan Partai Politik.
Jangan Sampai KPK Hanya Dijadikan Oknum Pekerja Komersial Sebagai Batu Loncatan Meraih Jabatan Yang Lebih Tinggi. KPK Harus Kembali Diandalkan Menjadi Ujung Tombak Pemberantasan Korupsi di Republik ini. Bukan Ujung Tombak Konspirasi Jahat Nafsu Partai Politik.
Tulisan surat cinta ini ditulis dari beragam latar belakang rakyat, seperti mahasiswa, praktisi, pengajar, pekerja swasta, ibu rumah tangga, buruh, aktivis, dan lain sebagainya. Semuanya dikemas dalam bentuk surat, curhatan kepada KPK. Semuanya mewakili sepenuhnya keinginan besar rakyat negeri ini terkait peran KPK di momentum politik. Kami minta KPK bekerja mengganyang para koruptor tanpa tebang pilih, dan tidak standar ganda.
Maju terus KPK, tangkap koruptor tanpa pandang bulu, selamatkan KPK dari kepentingan politik, #2019KPKNetral.
TTD
RAKYAT INDONESIA