Garut – Perkembangan situasi pasca Pilpres 2019 masih cukup hangat, hal tersebut tidak lepas dari manuver yang dilakukan oleh kelompok 212 yang cenderung menolak bahkan mengkritisi upaya pertemuan antara Jokowi – Prabowo yang dianggap sebagai simbol rekonsiliasi.
Lebih jauh, kelompok 212 justru mendorong kegiatan Ijtima Ulama 4 yang dinilai justru memperkeruh suasana serta membangkitkan kembali sentimen agama dan polarisasi di masyarakat.
Sikap tersebut amat disayangkan, salah satunya disampaikan oleh perwakilan Aliansi Bela Islam Garut Ustadz Ceng Tian yang menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok 212 tersebut tidak merepresentasikan sikap ulama yang seharusnya memiliki kewajiban untuk menciptakan iklim yang sejuk dan semangat persatuan.
“Sebagai ulama mari ciptakan iklim politik yang menyejukkan, jaga persatuan,” kata Ustadz Ceng Tian, hari ini.
Pihaknya juga menegaskan bahwa Aliansi Bela Islam Garut secara tegas segala macam bentuk upaya provokasi maupun upaya pecah belah yang mengatasnamakan agama Islam, karena Hal itu sangat merugikan image Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.
Aliansi Bela Islam Garut juga menghimbau kepada masyarakat khususnya umat Islam di Jawa Barat untuk kembali bersatu dalam bingkai NKRI.
“Tidak perlu lagi kita terpecah Mari Kita Jaga situasi agar tetap sejuk dan damai sehingga Kita bisa beribadah dan fokus mendekatkan diri kepada yang Maha kuasa,” bebernya.
Pihaknya menyayangkan rekomendasi Ijtima Ulama 4 yang mendorong diwujudkannya NKRI bersyariah, karena dinilai akan memecah belah bangsa Indonesia yang dikenal majemuk dan beraneka ragam.
“Aliansi Bela Islam Garut mensinyalir bahwa jargon NKRI Bersyariah adalah tumpangan kepentingan dari kelompok HTI yang telah dibubarkan oleh pemerintah,” pungkasnya.