BOGOR – Politik identitas semakin menguat saat ini dan berdampak pada kehidupan masyarakat khususnya kalangan menengah kebawah yang secara intelektual / tingkat pendidikan masih rendah sehingga cenderung reaktif dan mudah terprovokasi oleh situasi.
“Masyarakat jangan mau terprovokasi oleh situasi maupun politik identitas yang kini menjadi momok jelang Pemilu 2019,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Riyadul Aliyah Cisempur, Bogor KH. Ruslan Syarifudin, hari ini.
Lebih lanjut, ulama Bogor ini menghimbau kepada masyarakat untuk tidak tergiring opini dengan kemunculan penggalan ayat suci maupun statemen dari ulama untuk mendukung Capres tertentu dan sebaliknya menyerang kelompok lainnya.
“Sangat memprihatinkan karena kita menyakini bahwa ayat suci seharusnya digunakan untuk mengajak manusia pada kedamaian bukan untuk provokasi,” sesalnya.
Ia memastikan bahwa isu SARA dan Hoaks yang muncul saat ini adalah tidak lepas dari peran kelompok HTI dan kelompok radikal, dalam upaya mengusung berdirinya sistem khilafah dengan menciptakan opini di masyarakat bahwa pemerintahan saat ini tidak memihak pada umat Islam. Apalagi, kini mereka masih menyimpan dendam kusumat kepada pemerintahan Jokowi.
“Situasi tersebut kemudian diakomodir oleh kepentingan politik oposisi untuk bersama-sama melakukan upaya menyuarakan kritik terhadap pemerintah dengan tetap mengusung isu-isu berkaitan dengan SARA,” bebernya.
Pihaknya selalu menyuarakan dalam setiap momen dakwah bahwa kelompok Islam radikal saat ini terus bergerak secara sistematis untuk menciptakan situasi sedemikian rupa guna mewujudkan cita-citanya menegakkan sistem khilafah. Menjelang Pilpres 2019 kelompok tersebut berafiliasi dengan kelompok oposisi, sehingga harus dipahami bahwa Pilpres 2019 bukan hanya momentum memilih Capres – Cawapres tetapi lebih dari pada itu, Pilpres kedepan adalah pertarungan aqidah antara Islam Aswaja dengan Islam radikal.
“Kami siap berjuang bersama-sama dengan kelompok maupun instansi manapun khususnya Polri dalam rangka mewujudkan Pilpres 2019 yang aman dan damai,” pungkasnya.